Siapa dari kalian semua yang hobinya melukis?

Atau mungkin ada yang bisa menilai sebuah lukisan yang memiliki nilai seni tinggi?

Untuk lukisan yang jelas gambarnya mungkin secara mata awam kita semua bisa menilai bagus apa buruk, tapi coba yang dinilai adalah lukisan bergaya abstrak.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana para penilai yang notabenenya sebagai ahli seni menilai suatu lukisan abstrak dengan tepat?

Tentu semua ada kriterianya, kita tidak bisa sembarangan untuk menilai suatu karya seni.

Tapi, ada satu kejadian lucu di mana seekor Simpanse, berhasil menipu para ahli seni dunia dengan hasil lukisan abstraknya yang sangat fenomenal.


Dunia seni waktu itu memang terobsesi dengan sebuah seni abstrak ketika Perang Dunia II berakhir.

Karya seni abstrak yang ditampilkan seniman seperti Jackson Pollock dan Franz Kline menjadi semakin populer saat itu.

Tentunya sulit bagi orang awam untuk membuat perbedaan antara lukisan abstrak yang bagus dan yang buruk.

Kebanyakan orang awam menganggap karya itu aneh atau bahkan kekanak-kanakan.

Meskipun bagi banyak orang lukisan-lukisan ini aneh dan tidak masuk akal, tapi bagi para ahli seni ini adalah sesuatu yang menarik.

Ake Axelsson, salah seorang jurnalis yang bekerja untuk tabloid Swedia, Goteborgs-Tidningen, termasuk seorang yang kerap kali kesal saat melihat orang-orang mengayunkan kuasnya di atas lekuk-lekuk cat dengan sembarangan ke selembar kanvas.

Hal tersebut menandakan kalau dia tidak suka dengan karya lukisan bergaya abstrak, mungkin dia termasuk seperti kita, tidak mengerti seni abstrak, dan anehnya, ada orang yang bisa menilai suatu karya abstrak dengan penuh percaya diri.

Kemudian dia memutuskan untuk menguji para ahli seni lukisan ini dengan melihat apakah mereka bisa membedakan antara karya seorang seniman abstrak nyata dan seekor Simpanse.

Dia pergi ke Kebun Binatang Borås Djurpark untuk menemukan calon simpanse yang akan dijadikan seorang seniman dan bertemulah dia dengan seekor simpanse berusia empat tahun bernama Peter.

Dia meyakinkan penjaga kebun binatang tersebut untuk mengetes kemampuan Peter dan memberi Peter cat minyak dan membiarkannya melakukan apa pun yang diinginkannya.

Saat tahun 1964, di Gallerie Christinae, Goteborg, Swedia, dia mengadakan pameran para pelukis muda avant-garde.

Di acara itu berkumpul banyak karya-karya seniman dari Inggris, Denmark, Austria, Italia, Swedia dan di antara mereka juga ada empat lukisan karya seniman Prancis avant-garde yang belum dikenal sebelumnya bernama Pierre Brassau.

Ternyata, nama Peter (Simpanse) yang dijadikan pelukis tadi tidak terdengar begitu artistik bagi jurnalis Swedia tersebut.

Jadi dia memberinya nama yang jauh lebih mewah, yaitu Pierre Brassau. Pierre Brassau kemudian dijadikan bintang di pameran tersebut dan para kritikus dunia sangat mengagumi lukisannya.


Rolf Anderberg dari Morning Posten menulis bahwa sebagian besar karya-karya di acara itu membosankan. Tetapi ada satu lukisan yang dianggap menarik, dia menggambarkan karya seniman Perancis avant-garde Pierre Brassau seperti ini:

“Pierre Brassau melukis dengan goresan kuat, tetapi juga dengan tekad yang jelas. Sapuan sapuannya berputar dengan cepat dan tajam. Pierre adalah seorang seniman yang tampil dengan kelezatan seorang penari balet. ”

Semua orang terpesona dengan lukisan-lukisan Pierre Brassau tetapi ada satu kritikus yang berbicara negatif tentang lukisan ini, dia mengatakan "Hanya kera yang bisa melakukan ini."

Kemudian Axelsson, seorang jurnalis tadi mengungkap kebenaran tentang lukisan dan mengungkapkan bahwa Pierre Brassau sebenarnya adalah Peter, seekor Simpanse dari Kebun Binatang Borås Djurpark.

Rolf Anderberg, kritikus untuk Posten bersikeras bahwa lukisan Pierre “Masih lukisan terbaik dalam pameran” dan sekarang dia bahkan lebih terpesona dengan karya-karyanya.

Seorang kolektor bernama Bertil Eklot bahkan membeli salah satu "mahakarya" simpanse ini seharga $650, atau sekitar 9 juta rupiah.

Sumber