Banyak hewan yang baik dalam menyembuhkan kita secara emosional, seperti anak kucing mungil yang imut. Sayangnya, kalau kita benar-benar sakit, mereka tidak bisa melakukan apapun untuk membantu kita. Komodo, di sisi lain, mungkin tidak "menggemaskan" dalam pengertian umum, tapi mereka bisa menyelamatkan kita dari kematian dini.

Komodo adalah kadal terbesar di dunia. Hewan yang mempunyai kulit tebal bersisik ini hidup di lima pulau Indonesia, pada dasarnya mereka akan memakan apa pun yang mereka inginkan. Salah satu alasan mengapa komodo adalah pemburu yang efektif adalah karena air liurnya, yang penuh dengan setidaknya 57 jenis bakteri. Sementara ludah komodo benar-benar beracun bagi kebanyakan hewan, namun dirinya sendiri sama sekali tidak akan terpengaruh olehnya. Faktanya, peptida antimikroba kationik (CAMPs) yang ditemukan dalam darah komodo memiliki sifat antibakteri yang tampaknya melindungi komodo dari ludah mematikan mereka, namun ternyata juga bisa membantu manusia memerangi penyakit.

Pada bulan Februari, tim peneliti dari George Mason University menerbitkan sebuah studi yang menganalisis CAMPs dalam darah komodo. Kelompok ini berhasil mengurutkan 48 KAMP potensial, dari mana delapan orang dipilih dan diuji terhadap patogen manusia Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus (infeksi Staph). Tujuh peptida komodo sangat efektif dalam melawan kedua bakteri tersebut, namun kedelapan hanya mampu melawan P. aeruginosa. Tetap saja, tidak terlalu buruk.

Meski hasilnya cukup menjanjikan, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan. Darah komodo tidak akan memberimu kekuatan X-Men, atau bahkan menyembuhkan flu biasa. Sementara mereka mungkin bisa menyelamatkan nyawamu suatu hari nanti, kalau kebetulan kamu melihat komodo di jalan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah tetap berlari kencang daripada melawan untuk menghisap darahnya.

Sumber: Gizmodo