Bayangkan sebuah balon, kalau kita menusuk balon dengan jarum, maka balon akan meletus dan menimbulkan suara yang keras. Beda halnya kalau kita membuka balon dan membiarkan udaranya keluar secara perlahan-lahan, suaranya akan sangat pelan. Proses inilah yang menjadi ide dasar dibalik cara kerjanya sebuah peredam senjata.

Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk senapan terbakar di belakang peluru sehingga menciptakan dentuman gas yang keras. Tekanan dari gas mendorong peluru turun ke laras senapan. Ketika peluru keluar dari ujung senapan, suaranya seperti ketika kita membuka sumbatan botol, bahkan bisa lebih keras. Tekanan di belakang peluru sangat besar, kurang lebih 3.000 pound/inch2 (PSI) sehingga suara ledakannya sangat keras seperti suara yang timbul ketika melepaskan sumbatan botol.


Peredam terpasang di ujung laras senapan dan volumenya 20-30 kali lebih besar dibandingkan laras senapan. Dengan peredam berada di tempatnya, gas yang tertekan di belakang peluru mempunyai ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan temperatur gas panas menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan yang terlepas jauh lebih rendah, sekitar 60 PSI sehingga suara yang dihasilkan-pun tak telalu besar dan memekakkan telinga.

Sebuah peluru yang berjalan dengan kecepatan supersonik tidak dapat diredam karena peluru menciptakan sendiri ledakan sonik yang kecil. Banyak benda berkekuatan tinggi berjalan dengan kecepatan supersonik. Peredam dapat menghasilkan suara dari lepasnya sumbatan, tetapi bukan dari suara dari desingan peluru.