Hanya sedikit orang yang tahu apa yang akan terjadi saat menjelang kematian. Tapi kematian sama seperti kehidupan, yaitu sebuah proses, kata para ilmuwan.

kalau seseorang memiliki penyakit jangka panjang, biasanya orang tersebut melakukan penarikan secara sosial pada bulan-bulan sebelum kematian. Ini berarti orang tersebut mungkin kurang tertarik pada aktivitas tertentu, seperti pekerjaan atau pertemuan sosial.

Seringkali, orang sekarat sangat fokus pada keluarga mereka dan hal-hal yang penting untuk mereka lakukan sebelum mereka meninggal.

Selain itu, orang cenderung kurang memiliki energi menjelang akhir hayat mereka. Kelelahan ini mendorong mereka untuk tidur lebih banyak, seringkali untuk sebagian besar hari. Ada banyak penyebab kelelahan ini. kalau orang tersebut terkena kanker, sel kanker bisa mengkonsumsi banyak energi orang tersebut. Juga, pernapasan yang tidak teratur dapat menyebabkan seseorang memiliki kadar oksigen dan kadar karbon monoksida yang lebih rendah dalam darah mereka, yang dapat menyebabkan kelelahan.

Selain itu, orang tersebut kemungkinan makan dan minum lebih sedikit, yang berarti mereka tidak mendapatkan cukup kalori untuk tetap aktif. Dehidrasi juga bisa menyebabkan kelelahan.

Nafsu makan lebih sedikit

Nafsu makan seseorang mungkin terpengaruh karena berbagai alasan. Tubuh mereka mungkin memproduksi lebih banyak katekolamin, zat kimia dalam darah yang menekan nafsu makan. Peningkatan katekolamin sering terjadi pada orang-orang menjelang akhir hayat, terutama pada mereka yang menderita kanker.

 
Banyak orang melaporkan melihat cahaya terang di ujung terowongan gelap yang panjang saat menjelang kematian.

Terlebih lagi, orang mungkin makan lebih sedikit karena usus mereka tidak berfungsi dengan baik, berarti mereka mengalami masalah dalam memproses makanan yang mereka makan. Selain itu, rasa dan aroma biasanya berpengaruh, jadi makanan dan minuman mungkin tidak terasa seenak dulu.

Orang dengan penyakit Alzheimer lanjut sering mengalami kesulitan fisik menelan, dan mereka mungkin lupa cara mengunyah dan menelan. Hal itu bisa membuat sahabat dan keluarga berantakan saat orang yang sekarat makan lebih sedikit.

Namun, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan adalah bagian alami saat sekarat dari banyak penyakit jangka panjang.

Bergerak pelan

Energi yang berkurang bisa menyebabkan seseorang melambat. Misalnya, mereka mungkin bergerak, berbicara dan berpikir lebih lambat dari biasanya, dan mereka mungkin juga memerlukan lebih banyak waktu untuk memproses percakapan. Obat yang dikonsumsi seseorang, seperti obat penghilang rasa sakit tertentu, mungkin juga memperlambatnya, karena dapat memiliki keseimbangan elektrolit yang tidak seimbang.

Keletihan fisik dan kelemahan orang sekarat sangatlah parah. Hal-hal sederhana, seperti bangun dari tempat tidur dan menuju duduk ke kursi bisa menjadi sangat melelahkan.

Karena mereka memiliki sedikit energi, tubuh orang tersebut mungkin mengalami kesulitan mengatur suhu, yang berarti tubuh menjadi lebih panas atau lebih dingin dari biasanya.

Pada hari-hari terakhir atau jam sebelum kematian, pernapasan orang bisa menjadi sangat dangkal atau dalam. Ini juga bisa tidak teratur, dengan jeda yang berlangsung beberapa detik sampai satu atau dua menit.

Pada akhirnya, beberapa orang memiliki apa yang disebut "death rattle" saat bernafas. Hal ini terjadi karena orang tersebut tidak dapat batuk atau menelan sekresi yang terbentuk di dada dan tenggorokan.

Anggapan

Ketika seseorang meninggal, dokter biasanya memeriksa keadaan jantung atau otak.

kalau seseorang itu adalah "sayuran", itu berarti tidak ada aktivitas otak lagi, dan dukungan hidup adalah menjaga organ tubuh agar tetap berfungsi.

Ada dua jenis kematian yaitu jantung dan otak. Bisa jadi karena serangan jantung tiba-tiba, saat jantung berhenti, bisa menjadi trauma yang buruk, ketika seseorang mengalami banyak pendarahan dan kemudian jantung mereka berhenti karena tidak ada cukup aliran darah. Atau, kamu bisa mengalami cedera neurologis yang buruk dan kemudian mengalami kematian otak, di mana otakmu tidak memiliki aktivitas listrik, dan kemudian tubuhmu akan mengikuti.

Beberapa penelitian mengklaim bahwa pengalaman menjelang kematian hanya merupakan bentuk mimpi, sementara yang lain menghubungkan pengalaman ini dengan kekurangan oksigen di otak sehingga menyebabkan halusinasi.

Sumber: LiveScience